Wahyu pertama kali yang diturunkan kepada Rosululloh SAW adalah surat Al-Alaq yang diawali dengan kata iqra,
“bacalah!” Jika kita mencermati redaksi ayat tersebut, di dalamnya
tidak disebutkan objek yang harus kita baca. Hal ini memberikan isyarat
yang sangat baik sebagai pola pikir manusia bahwa “membaca” merupakan
hal yang utama.
Ironisnya, berdasarkan
laporan bank dunia nomor 1636 – IND (Sumarman:2006) menunjukkan bahwa
keterampilan membaca anak kelas IV SD berada pada tingkat terendah jika
dibandingkan dengan anak-anak di negara lain, terutama negara maju.
Sebagai bahan perbandingan di Hongkong 75,5, Singapura 74, Thailan 65,1
sedangkan Indonesia 51,7. Berdasarkan hasil kajian tersebut, anak
Indonesia hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan.
Kondisi di atas menurut
pengamatan penulis tidak jauh berbeda dengan siswa-siswi kita yang duduk
bangku SLTA/MA. Apabila kita perhatikan, masih banyak siswa yang sangat
sulit menjawab soal-soal bacaan yang memerlukan pemahaman maupun
penalaran. Siswa umumnya malas membaca buku-buku pelajaran. Ia lebih
memilih belajar hasil ringkasan atau rangkuman yang ada dalam LKS, itu
pun kalau mau. Siswa merasa berat apabila membuat rangkuman sendiri.
Kebiasaan membaca selalu terbelenggu oleh berbagai macam alasan. Mengapa
demikian? Padahal kebiasaan membaca merupakan perwujudan budaya yang
memiliki kehendak untuk maju dan berkembang. Tentunya hal ini
dipengaruhi oleh beberapa hal.
- Pengaruh Guru
Guru merupakan motivator siswa untuk
membaca. Guru yang rajin membaca akan menjadi inspirator bagi siswa dan
akan menggerakkan siswa untuk menirunya. Sebaliknya siswa tidak akan
menaruh hormat bahkan akan meremehkan guru tersebut. Dari cara bicara
dan penampilan maupun cara menyampaikan materi akan terlihat seorang
guru yang berwawasan luas maupun tidak.
Untuk itu sudah selayaknya guru harus selalu meng-update
diri dengan hal-hal yang baru baik yang berhubungan dengan perkembangan
pendidikan maupun teknologi sehingga guru mempunyai wawasan lebih
luas. Di sisi lain sudah selayaknya guru mengisi waktu luang dengan
menambah wawasan yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
- Perpustakaan Sekolah Belum Optimal
Perpustakaan sekolah merupakan
penunjang proses belajar dan mengajar. Perpustakaan juga merupakan
lembaga yang memuat berbagai informasi. Koleksi buku yang sudah lama dan
dalam kondisi yang tidak memungkinkan, koleksi yang tidak lengkap dan
tidak bervareasi, ditambah penataan buku maupun ruang yang tidak menarik
menambah siswa malas untuk mengunjungi maupun membaca buku di
perpustakaan.
- Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan faktor utama dalam
membentuk karakter anak. Karena sebagian besar waktu anak ada dalam
lingkungan keluarga. Apabila kita perhatikan nampaknya lingkungan
keluarga pun belum sepenuhnya menjadikan buku sebagai kebutuhan pokok.
Misalnya saja pada saat anak sedang berulang tahun, jarang sekali orang
tua maupun teman yang memberikan hadiah buku. Mereka lebih suka
membelikan barang-barang yang mewah atau lucu yang manfaatnya hanya
sekejap. Di sisi lain alat transport siswa ke sekolah harganya jauh
lebih mahal dari pada harga sebuah buku. Demikian juga dengan perabot
rumah, orang tua lebih bangga bila ia mampu membeli perabot mewah. Namun
bila sang anak minta uang untuk membeli buku, dengan nada kesal akan
terlontar kata “buku lagi, buku lagi”.
Dalam aktivitas sehari-hari, belum
banyak orang tua yang memberi teladan pada anak-anaknya dengan membaca
buku atau majalah. Umumnya mereka menghabiskan waktunya dengan mengobrol atau menonton televisi.
- Pemerintah
Hal lain yang kurang mendukung minat
baca adalah tidak adanya kemauan pemerintah daerah terhadap kualitas
sumber daya rakyatnya termasuk di dalamnya adalah siswa. Hal ini
terlihat bahwa tidak adanya taman atau tempat baca di tempat-tempat
umum. Selain itu, ajakan atau himbauan serta sosialisasi kepada
masyarakat pun tidak tampak.
- Kemauan Siswa
Hal yang sangat berpengaruh adalah
kemauan siswa itu sendiri. Siswa belum menyadari sepenuhnya bahwa dengan
membaca ia akan mendapatkan sesuatu yang sebelumnya belum ia ketahui.
Padahal buku merupakan tambang ilmu yang berlimpah yang harus dibaca dan
digali isinya!
Kalau kita perhatikan uraian di atas
rendahnya minat baca siswa memang kompleks. Banyak pihak yang kurang
memberi perhatian terhadap hal ini. Pembenahannya pun harus dari segala
segi tidak bisa secara parsial. Marilah kita mulai dari diri kita
sendiri.
Semoga bisa menambah kemauan anda untuk lebih suka membaca ...