postingan ini bukan untuk menghina atau melecehkan sinetron milik bangsa kita sendiri , tetapi hanya untuk referensi semata ...
Banyak Bahaya yang Terkandung dalam Cerita ‘Picisan’ Sinetron Indonesia.
Sebenarnya ini adalah sekuel dari tulisan saya sebelumnya.
Masih membicarakan tentang dunia perfilman tanah air yang katanya
sedang bangkit dan mulai marak. Namun kali ini kita akan lebih fokus
pada masalah sinetron bukan layar lebar.
Sinetron sebenarnya memberikan warna terhadap dunia pertelevisian
kita. Kita bisa melihat bintang-bintang muda yang penuh bakat beraksi
mempertontonkan kelebihannya. Namun apakah kalian sadar bahwa sinetron
yang hadir di hadapan anda tak lain hanya sebuah cerita ‘bodoh’ yang
akan mem’bodohkan’ kalian??!!
Sinetron Indonesia selalu tampil dengan artis-artis cantik, cowok
keren, latar belakang keluarga kaya-raya, dsb. Itu semua akan membawa
kita ke dalam pemikiran hedonisme (pandangan yang menganggap kesenangan
adalah tujuan utama hidup). Sebenarnya hal ini sudah menjadi perdebatan
panjang sehingga pada tahun 2004 lalu pemerintah China mengumumkan bahwa
serial sinetron dari Korea dan Taiwan dilarang tayang di negerinya….
(Hebat!!!!!)
Lalu bila kita melihat dari segi seni peran itu sendiri, Lola Amaria,
artis muda Indonesia, menyatakan bahwa sinetron saat ini hanya berupa
pembodohan, pembodohan nasional itu bisa terlihat pada jalan cerita yang
hanya menjual mimpi dan tema yang tak mau beranjak dari persoalan roman
picisan (sumber di sini). Tema-tema picisan yang digarap dengan sistem manajemen ala ‘warung’ ikut memicu dangkalnya seni peran dalam sinetron.
Lalu kita lihat dari segi pendidikan. Sesungguhnya setiap cerita yang
disajikan memiliki pesan moral (amanat) yang bagus, namun sayangnya hal
itu tertutupi oleh cara penyajian yang terlalu kelewatan dan sangat
jauh dari realita kehidupan masyarakat. Sehingga yang diambil oleh
masyarakat setelah menonton sinetron adalah kebanyakan hal-hal negatif.
Kita ambil contoh sinetron yang berlatar sekolah, lalu kita lihat
bagaimana penampilan para siswa-siswi di sinetron itu.
Subhanallooh sangat tidak sopan sekali. Dan celakanya hal inilah yang
dicontoh oleh para pelajar kita.
Sinetron ‘Bodoh’ yang Dibuat oleh Orang ‘Bodoh’ Tanpa Kreativitas.
Begitu banyak judul sinetron yang tayang di tv, dan ternyata hampir
seluruh sinetron itu adalah produk ‘jiplakan’. Dalam dunia seni kita
mungkin mengenal pepatah “mulailah berkarya dari meniru karya orang lain“,
tapi yang dimaksud di sini adalah kita boleh menjiplak namun tetap
harus memiliki ciri khas yang positif yang kedepannya mampu membentuk
karakter kita sebagai individu yang ‘unik’ atau berbeda.
Bila kalian ingin tahu sinetron-sinetron Indonesia yang merupakan hasil jiplakan dari produk luar negeri coba klik di sini dan di sini.
Lalu lihat betapa memalukannya bangsa Indonesia yang hanya bisa
menjiplak dan menjiplak saja!! Apa salahnya membuat cerita baru atau
minimal ambil dari cerita-cerita novel karya anak bangsa ini.
Kita Terlalu Bodoh Untuk Menilai dan Memilih
Bila kita perhatikan kembali, para konsumen sinetron-sinetron
Indonesia adalah kebanyakan pelajar, ibu-rumah tangga, dan para pembantu
yang pada dasarnya tingkat intelektualitasnya masih rendah. Hal inilah
yang dimanfaatkan oleh para produser film untuk membuat film murah
dengan kualitas rendah namun laku dijual. Kenapa?? Karena kita belum
cukup pintar untuk menilai kualitas sebuah karya seni.
Bagi mereka yang terpelajar dan memiliki intelektualitas tinggi (kita masuk gak ya??) mungkin mereka akan memilih tontonan-tontonan yang lebih bermanfaat bagi diri mereka ketimbang menonton sinetron.
Sampai kapan fenomena ini bertahan? Sulit ditentukan. Selama jumlah penontonnya masih banyak, selama production house
masih produktif memproduksi (baca: menjiplak), dan sampai kita masih
belum tersadarkan diri, fenomena ini masih akan berlangsung lama.
Akhir kata saya mengajak sahabat-sahabat sekalian untuk pintar dalam
memilih tayangan televisi dan mulai sadar akan dampak yang ditimbulkan
oleh tayangan tersebut bagi masyarakat di sekitar kita.
0 Responses
Langganan:
Posting Komentar (Atom)